" Pesepakbola bernama Ali Dia merupakan pesepakbola yang pernah melakukan tindakan penipuan dalam sejarah Liga Premier Inggris. Salah satu klub yang pernah ditipunya adalah Southampton. "
Mungkin mayoritas para pecinta sepakbola dunia tidak pernah mendengar nama Ali Dia. Nama pesepakbola tersebut antara ada dan tiada.
Seperti dikutip dari Bleacherreport, nama Ali Dia terpampang dalam salah satu website pencarian data diri di internet. Ali Dia tercatat sebagai pesepakbola asal Senegal yang lahir pada tanggal 20 Agustus 1965. Ia memulai kariernya sebagai pesepakbola profesional pada tahun 1998.
Ali Dia pernah membela klub-klub Prancis seperti, Beauvais, Dijon, La Rochelle, dan Saint Quentin. Akan tetapi, tidak ada laporan tertulis tentang Ali Dia di dokumen federasi sepakbola Prancis (FFF). Padahal, setiap pemain yang bermain di Prancis akan tercantum dalam laporan federasi. Klub lainnya yang tercatat pernah dibelanya adalah Vfb Lubeck, Blyth Spartans, Southampton, dan Gateshead.
Ali Dia akhirnya tercatat menandatangani kontrak dengan salah satu klub di kasta kelima sepakbola Prancis, Al Chaeteaubriant pada Desember 1993. Kontrak tersebut bukan menjadikan Ali Dia sebagai pesepakbola profesional, melainkan sebagai pesepakbola semi profesional dengan bermain di tim junior Chaeteaubriant.
CEO Al Chaeteaubriant, Michael Bonnier mengatakan, Ali Dia akhirnya mampu naik ke tim sneior dari tim junior. Kemudian, pemain yang mengaku berposisi sebgaai striker tersebut meninggalkan klub pada tanggal 1 Agustus 1994.
Selama membela Chaeteaubriant, Ali Dia tinggal di Boulevard Victor Hugo, Prancis. Namun, sosoknya menghilang selama tiga bulan, an disinyalir berada di Avignon, Prancis.
"Pemain itu sedang mencari klub baru," kata Bonnier.
Selanjutnya, Ali Dia kembali muncul ke dunia sepakbola. Ia bergabung dengan sebuah klub asal Finlandia, Finnairin Palloilijat pada tahun 1995.
"Ia selalu bercerita tentang George Weah yang disebut sebagai pamannya," kata mantan pemain Finnairin Palloilijat, Kalle Lehtinen.
Ali Dia mendapat bayaran sebesar 50 pundsterling atau sekitar 927 ribu rupiah dalam seminggu. Akan tetapi, ia mengaku kepada rekan-rekannya menerima bayaran sebesar 250 poundsterling atau sekitar 4,6 juta rupiah.
Ia berkesempatan untuk membela Finnairin Palloilijat saat melawan Vaasan Palloseura pada menit ke-74 dalam laga lanjutan kasta kompetisi tertinggi sepakbola Finlandia, Veikkausliiga pada tanggal 30 April 1995. Ali Dia tidak memberikan kontribusi apapun, meski timnya menang dengan skor 3-1.
Menurut akun di koran Finlandia, Helsingin Sanomat, Ali Dia tertangkap offside sepuluh kali, dan sebagian kesalahan serangan Finnairin Palloilijat berasal darinya.
"Ketika pertama kali brgabung, dia memiliki sesuatu yang luar biasa, dengan tendangan bagian luar kaki kanannya. Tapi, semuanya hilang setelah dua minggu. Kemudian, dia tampak seperti dia tidak pernah bermain sepak bola sama sekali. " kata mantan rekan setimnya di Finnairin Palloilijat, Simo Valakari.
Kemudian, Finnairin Palloilijat hanya memiliki 13 pemain yang fit dalam sesi latihan pada awal Juli 1995. Namun, Ali Dia terlihat tidak menampakan diri dalam latihan tersebut.
"Beberapa pemain sedang latihan, perlahan keburukan Ali Dia terbongkar. Dia menghilang di sesi latihan. Kemudian, kami bertanya-tanya di mana striker tersebut. Dia dikabarkan pulang ke Senegal untuk mengunjungi makam ibunya, tapi tidak pernah kembali," ujar Valakari.
Finnairin Palloilijat telah menghabiskan dana sebesar 50 pundsterling atau sekitar 927 ribu rupiah untuk pemain yang tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi tim. Hasilnya, Finnairin Palloilijat terdegradasi pada tahun 1998, dan selanjutnya mengalami bangkrut akibat menumpuknya hutang klub.
Pada musim gugur tahun 1995, Ali Dia kembali muncul. Kali ini, ia berada di Jerman membela VFB Lubeck yang bermain di kasta kedua Bundesliga.
Ali Dia datang ke VFB Lubeck melalui seorang pekerja sosial asal Hamburg, Lorkowski yang berhasil ditipunya. Ia mengatakan kepada Lorkowski bahwa dirinya pernah mencetak lima gol bersama AC Milan, dan keponakan dari George Weah.
VFB Lubeck kemudian dilatih oleh Michael Lorkowski, yang sebelumnya memenangkan Piala DFB dengan Hannover 96. Setelah pindah ke Lübeck, keberhasilan Lorkowski terus dengan promosi ke tingkat kedua sepak bola Jerman.
Kemudian, Lorkowski yang akarab dengan manajer VFB Lubeck, Helmut Schulte membawanya untuk diproyeksikan bergabung bersama klub.
"Itu pasti hari keberuntungannya," kata Lorkowski.
Selanjutnya Ali Dia kembali menghilang. Ia dikabarkan berada di Inggris untuk melamar ke sejumlah klub, salah satunya Rotherham United.
Beberapa hari kemudian, manajer Southampton ketika itu, Graeme Souness mendapat sebuah telepon yang mengaku sebagai George Weah. Dalam perbincangannya, Weah menawarkan keponakannya yang pernah bermain untuk AC Milan, dan merupakan bagian dari Timnas Senegal.
Setelah menutup telepon, Souness merasa percakapan yang dilakukannya bukan sebuah penipuan. Souness langsung menyiapkan kontrak bagi Ali Dia.
Kemudian, Ali Dia pun menandatangani kontrak tersebut untuk bergabung dengan Southampton. Ia langsung ikut latihan bersama Le Tissier dkk. yang langsung disaksikan wartawan Southern harian Echo ketika itu, Graham Hiley.
"Saya melihat dia dalam latihan. Saya melihatnya, dia tidak terlalu bagus bermain bola," kata Graham.
Meski begitu, Ali Dia dipersiapkan Souness untuk mengisi bangku cadangan saat Southampton menghadapi Leeds United pada lanjutan Liga Premier Inggris. Ali Dia masuk pada menit ke-32 menggantikan Le Tissier yang mengalami cedera.
Southampton kalah 0-2 atas Leeds United. Pertandingan melawan Leeds United menjadi laga pertama dan terakhir bagi Ali Dia, karena keesokannya ia menghilang.
Setelah kepergian sang pemain, Souness baru mengetahui kabar yang sebenarnya bahwa pria yang meneleponnya untuk menawarkan Ali Dia bukan seorang George Weah. Pria tersebut merupakan teman satu sekolah Ali Dia yang diperintahkan sang penipu untuk berpura-pura sebagai George Weah. Setelah itu, kontraknya yang baru dijalani selama dua minggu diputus pihak manajemen Southampton.
Sehabis dari Southampton, Ali Dia dikabarkan membela klub divisi lima Liga Inggris, Gateshead. Ia sempat memberikan keterangan kepada wartawan bahwa tidak melakukan penipuan.
"Itu tuduhan palsu. Jelas saya kecewa. Kontrak saya bersama Gateshead hanya sampai akhir musim ini. Tapi, jika berjalan dengan baik, saya bisa bertahan," kata Ali Dia.
Ali Dia kemudian menghilang bak ditelan bumi usai kontraknya habis dengan Gateshead. Beberapa orang pernah mengaku di social media bertemu dengan Ali Dia, bahkan menghubunginya melalui telepon.
"Saya pernah menghubunginya, tapi dia menutup teleponnya," kata wartawan Fourfourtwo, John Gibson.
Ada kabar lainnya, Ali Dia saat ini menjadi agen pemain sepakbola. Namun, data FIFA menunjukan perusahaan agen pemain pria yang saat ini berusia 50 tahun tersebut tidak ada.
Keberadaan Ali Dia saat ini menjadi sebuah misteri. Meski begitu, Ali Dia telah menunjukan bahwa dirinya adalah pesepakbola yang sangat unik. Bukan mengantarkan timnya berprestasi, melainkan beberapa penipuan yang pernah dilakukannya.
sumber: sepakbola.indosport.com